CRM warna (color) adalah bahan acuan yang digunakan untuk kalibrasi serta kontrol kualitas pengukuran warna yang presisi dari yang sebelumnya dilakukan secara kualitatif menjadi lebih kuantitatif dan akurat.
Artikel ini akan membahas perkembangan teknologi pengukuran warna, berbagai skala pengukuran yang digunakan di berbagai industri, serta pentingnya standar atau CRM warna dalam memastikan hasil pengukuran yang valid dan dapat diandalkan.
Perkembangan Pengukuran Warna
Sebelum adanya teknologi yang canggih, pengukuran warna hanya bergantung pada persepsi manusia yang bersifat subjektif. Warna didefinisikan berdasarkan spektrum klasik, seperti yang ditemukan oleh Newton yang mana mengelompokkan warna menjadi primer, sekunder, dan tersier.
Namun, pendekatan ini kurang akurat untuk kebutuhan industri modern.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pengukuran warna kini mempertimbangkan beberapa faktor, seperti:
- Hue (Corak) : Gradien warna dalam spektrum cahaya.
- Luminance (Pencahayaan) : Intensitas terang atau gelap suatu warna.
- Depth (Kedalaman) : Seberapa kaya atau intens suatu warna terlihat.
Pendekatan ini dikenal sebagai model Tristimulus 3D yang memungkinkan analisis warna secara lebih objektif dan terukur.
Skala dan Standar Warna
Berbagai industri menggunakan sistem pengukuran warna yang berbeda sesuai dengan kebutuhan spesifik. Berikut adalah beberapa skala warna utama yang digunakan :
1. ASTM Colour Scale
Digunakan terutama dalam industri petrokimia untuk menentukan warna produk minyak bumi. Warna produk dapat menunjukkan tingkat pemurnian atau adanya kontaminasi.
2. Saybolt Scale
Biasa digunakan dalam industri makanan, minyak industri, bahan bakar, farmasi, serta cat dan pelapis.
3. Gardner Scale
Digunakan untuk mengukur warna dari kuning hingga amber, terutama dalam analisis air dan lingkungan.
4. Platinum Cobalt (Hazen) Scale
Awalnya dikembangkan untuk menilai tingkat polusi dalam air limbah, tetapi kini digunakan untuk membandingkan intensitas warna kuning dalam berbagai sampel cairan.
5. Pharmacopoeia Colour Standards
Digunakan dalam industri farmasi untuk menilai warna larutan berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh berbagai farmakope (USP, Ph. Eur, dll).
Industri yang bergantung pada Standar Warna
Standar warna memiliki peran penting dalam berbagai sektor, termasuk:
- Farmasi: Mengontrol warna obat dan penelitian formulasi.
- Kosmetik: Memastikan konsistensi warna dalam sabun, sampo, parfum, dan produk perawatan kulit.
- Analisis Air: Menilai kadar polutan dalam air minum dan limbah.
- Industri Minuman: Menentukan tampilan produk seperti bir, malt, dan karamel.
- Petrokimia: Mengontrol proses pemurnian minyak, lilin, dan produk petrokimia lainnya.
- Industri Makanan: Mengawasi presentasi warna produk seperti madu, minyak, dan pengawet makanan.
Pentingnya Standar Warna Berkualitas
Hasil pengukuran warna yang akurat tidak hanya bergantung pada instrumen yang digunakan, tetapi juga pada standar warna yang tepat. Standar warna berkualitas tinggi harus memenuhi kriteria berikut :
✅ Diproduksi sesuai metode ASTM, APHA, ACS, dan farmakope internasional.
✅ Dapat digunakan dengan berbagai jenis colorimeter atau spektrofotometer.
✅ Memiliki cakupan untuk semua skala warna umum.
✅ Dilengkapi dengan Sertifikat Analisis untuk setiap batch.
✅ Dikembangkan oleh produsen dengan akreditasi ISO 17025.
Kesimpulan
Standar warna berperan penting dalam memastikan pengukuran yang akurat, valid, dan sesuai dengan kebutuhan industri. Dengan adanya standar warna yang tepat, laboratorium dapat melakukan kalibrasi instrumen, kontrol kualitas, validasi metode, serta kualifikasi peralatan dengan lebih optimal.
Temukan CRM warna yang Anda Butuhkan!
PT Lichem Center Indonesia, An Integrated Laboratory Solutions menyediakan berbagai standar warna berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan laboratorium Anda. Cek di sini
Konsultasikan kebutuhan kebutuhan CRM warna dengan kontak lichem di sini
Sources : https://knowledge.reagecon.com/wp-content/uploads/2020/11/Colour-Standards-Final.pdf