Halo chemist! Sebagai seorang analis laboratorium, tentu sudah familiar dengan penggunaan buret kaca.
Buret merupakan alat gelas berbentuk tabung panjang dengan ujung meruncing dan dilengkapi cerat plastik, yang digunakan dalam proses analisis titrasi. Titrasi adalah metode analisis yang sudah cukup ‘tua’ digunakan > 200 tahun lamanya sebagai metode untuk mengetahui kadar suatu zat dalam sampel. Meskipun merupakan metode yang sudah lama digunakan, teknik ini tetap relevan hingga kini karena memiliki proses yang mudah dan sederhana, cepat tanpa memerlukan preparasi yang kompleks, serta dapat digunakan untuk berbagai analisis.
Baca Juga Alasan mengapa Titrasi masih banyak digunakan di berbagai industri dalam artikel ini
Titrasi Manual
Titrasi manual telah dikenal sejak lama sebagai metode analisis untuk menentukan kadar suatu analit dalam sampel menggunakan buret kaca sederhana. Prinsip dasarnya adalah dengan menambahkan titran yang sudah diketahui konsentrasinya ke dalam larutan sampel hingga mencapai titik akhir reaksi. Proses ini masih tercantum dalam banyak standar analisis karena efektivitasnya.
Namun, meskipun titrasi manual memiliki keunggulan, metode ini juga berisiko menimbulkan berbagai kesalahan yang dapat memengaruhi akurasi dan presisi hasil pengujian. Berikut adalah beberapa kesalahan yang sering terjadi saat melakukan titrasi manual menggunakan buret:
1. Kesalahan dalam membaca miniskus
Agar hasil titrasi akurat, pembacaan miniskus harus dilakukan dengan posisi mata sejajar dengan permukaan cairan di dalam buret. Beragam jenis buret tersedia di pasaran, masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dalam membaca miniskusnya. Oleh karena itu, keterampilan dalam membaca buret menjadi faktor penting untuk memastikan hasil yang presisi.
2. Kesalahan dalam Mengidentifikasi Titik Akhir Titrasi
Berbeda dengan alat ukur yang dapat dikalibrasi, mata manusia memiliki sensitivitas berbeda dalam mengenali perubahan warna indikator pada titik akhir titrasi. Hal ini dapat menyebabkan variasi hasil antar analis, sehingga berpotensi menimbulkan kesalahan sistematis dalam analisis.
3. Buret yang Tidak Bersih
Buret yang tidak dibersihkan dengan benar dapat menyebabkan kontaminasi silang antara larutan titran dan sampel, sehingga mempengaruhi hasil akhir titrasi. Selain itu, sisa larutan yang tertinggal di dalam buret dapat mengganggu akurasi dalam menentukan titik akhir titrasi.
4. Kelebihan Tetesan Titran
Saat menggunakan buret kaca manual dengan cerat plastik untuk mengontrol aliran titran, ada kemungkinan terjadi kelebihan titrasi, terutama ketika volume titran yang dibutuhkan cukup besar. Jika cerat buret dibuka terlalu lebar, titran dapat keluar secara berlebihan, menyebabkan konsumsi titran yang lebih banyak dari yang seharusnya.
5. Buret yang Tidak Terkalibrasi
Sebelum melakukan titrasi, penting untuk memastikan bahwa buret yang digunakan telah dikalibrasi dengan baik. Disarankan untuk menggunakan buret kaca kelas A yang telah terverifikasi secara metrologi. Kalibrasi secara rutin akan memastikan keakuratan hasil analisis serta memungkinkan deteksi dan koreksi penyimpangan dalam sistem pengukuran.
6. Risiko Tumpahan Senyawa Berbahaya Saat Mengisi Buret
Penggunaan buret kaca dalam titrasi manual, terutama saat menangani larutan asam atau basa kuat, dapat menimbulkan risiko kecelakaan akibat tumpahan senyawa korosif. Oleh karena itu, laboran harus berhati-hati saat mengisi buret dan selalu menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai untuk menghindari kontak langsung dengan bahan kimia berbahaya.
7. Waktu Pengujian yang Lama
Titrasi manual memerlukan ketelitian tinggi dan proses yang cukup panjang, terutama jika jumlah sampel yang harus diuji cukup banyak. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan pada analis, yang pada akhirnya meningkatkan risiko kesalahan manusia, seperti pembacaan miniskus yang keliru atau kelebihan titrasi.
Solusi Titrasi Otomatis
Untuk meningkatkan keakuratan hasil uji serta menghindari berbagai kesalahan dalam titrasi manual, banyak laboratorium kini beralih ke titrasi otomatis. Metode ini dirancang agar sejalan dengan prosedur titrasi manual tetapi dengan optimasi dan efisiensi yang lebih baik.
Dalam titrasi otomatis, titik akhir (end point) tidak lagi ditentukan secara visual menggunakan indikator warna, melainkan melalui sensor yang secara otomatis menghentikan penambahan titran dan menghitung konsentrasi analit dengan presisi tinggi. Teknologi ini memberikan berbagai keunggulan, seperti:
✅ Meningkatkan akurasi dan presisi dengan mengurangi kesalahan subjektif dari analis.
✅ Mempercepat proses titrasi sehingga lebih efisien dalam pengujian sampel dalam jumlah besar.
✅ Memastikan ketelusuran data untuk memenuhi standar regulasi yang lebih ketat.
✅ Mengurangi risiko paparan bahan kimia yang berbahaya bagi laboran.
Baca juga kelebihan titrasi otomatis dibandingkan titrasi manual
Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pengujian titrasi dengan Titrator Otomatis yang Cepat, Akurat dan Efisiens? Konsultasikan Kebutuhan Chemist melalui Tanya Lichem
Tonton Webinar mengenai Titrator Manual vs Titrator Otomatis, Mana yang Lebih Efisien?